handphone-tablet

21 Januari 2013

Memandang Setinggi Langit, Bertindak Serendah Hati Bumi

Sebuah kata magis yang bisa menentukan hidup matinya karir di dunia korporasi dan perbankan adalah kata untung. Sahabat-sahabat yang jadi direksi setiap menjelang rapat umum pemegang saham, selalu hitung kancing baju: dipilih, tidak. Sahabat yang jadi manajer dan karyawan, gaji dan bonus setiap tahun kenaikannya seperti gelombang lautan. Dan keuntungan menjadi faktor paling menentukan dalam hal ini. Untuk itulah maka mudah dimaklumi bila hampir semua energi ditujukan untuk mengejar keuntungan.
Mungkin karena pengaruh dunia korporasi dan perbankan semakin besar dari hari ke hari, spirit mengejar keuntungan ini kemudian menyebar luas ke mana-mana. Lebih-lebih ketika lahir sistim multi level marketing, agresifnya pemasaran asuransi, menjalarnya penjualan langsung yang melibatkan banyak ibu rumah tangga. Sehingga dalam totalitas, ia menyebarkan energi panas mencari keuntungan ke mana-mana.
Sebagai kekuatan pendorong kemajuan dan kemakmuran ekonomi, tentu saja ini boleh-boleh saja. Tidak ada yang melarang mencari keuntungan, sejauh dilakukan dalam rel yang tepat. Namun sejalan dengan semakin panasnya kehidupan di mana-mana, mungkin kehidupan memerlukan kekuatan penyejuk sebagai penyeimbang.

Peperangan, bom teroris, pemanasan global, krisis keuangan dunia, kejahatan, depresi, kriminalitas, hanyalah sebagian contoh kehidupan yang memanas. Dan sebagaimana api yang panas, tanpa kesejukan air ia akan menghabiskan segala-galanya.

Bila boleh jujur, di setiap putaran waktu ada air dan api. Sayangnya, banyak manusia karena dikendalikan nafsu berlebihan kemudian memilih api. Tanpa menyadari konsekwensi dalam bentuk terbakar api stres kemudian. Ada juga manusia yang memilih air sejuk kehidupan (berdoa, beramal, mediatsi, yoga, dzikir dll) karena terpaksa seperti sakit berkepanjangan, banyak sial, hidupnya berantakan. Tidak ada yang buruk dalam hal ini, semuanya hanya cara pintu spiritual terbuka. Namun para bijaksana lain lagi. Ia menggunakan baik api dan air sebagai kendaraan pertumbuhan.

Bila memasak pakailah api. Jika mandi gunakanlah air. Demikian juga dengan kehidupan. Bagi para sahabat yang masih muda (biologis, psikologis, spiritual) cenderung mendekat dengan api keinginan, cita-cita, target, pertumbuhan. Bagi mereka yang sudah menua, secara alamiah akan menjauh dari hawa panas keinginan. Ia sesederhana ikan yang nyaman di air, burung yang aman di udara. Salah satu sahabat yang sudah menua pernah berpesan, pertumbuhan kehidupan seperti berjalan ke puncak gunung. Tambah lama hawanya tambah sejuk. Seorang guru mempesona pernah berpesan ke murid-muridnya: contentment is the greatest wealth. Rasa berkecukupan, itulah kekayaan teragung.

Dengan peta seperti ini, bukan maksud tulisan ini merendahkan sahabat yang banyak keinginan, meninggikan sahabat yang bahagia dalam berkecukupan. Sejujurnya, semua bertumbuh. Serupa binatang, ada yang lahir dari rahim, ada yang menetas dari telur, ada yang muncul di kelembaman. Tugas kita sama, bertumbuh sesuai dengan jalan masing-masing, kemudian memberikan ruang ke orang lain yang menempuh jalan berbeda.
Bagi kebanyakan orang, perampok, pemerkosa, memang mudah mengundang antipati. Namun jangan lupa, karena mereka dihukum dan dibenci maka banyak manusia menjauh dari pekerjaan yang dilarang ini. Bagi kebanyakan manusia, kaya, terkenal, dikagumi memang diidolakan. Cuman tolong dicatat, kekayaan, keterkenalan kerap tergelincir dalam keakuan yang berlebihan. Ini kemudian membuat kehidupan mudah frustasi, sakit hati yang memproduksi penyakit dan depresi.
Berbekalkan bahan-bahan seperti ini, para bijaksana kemudian belajar seperti langit. Dari ruang luas yang tinggi di atas sana kemudian menyaksikan dengan penuh pengertian, semua ada tempatnya semua ada putaran waktunya. Namun begitu bertindak, para bijaksana belajar rendah hati seperti bumi. Apa pun yang dilemparkan ke bumi diolah menjadi bunga dan buah. Bunga spiritual bernama pengertian mendalam. Buah spiritual adalah cinta dan kasih sayang.

Makanya ada yang berpesan, bisa memandang setinggi langit dan bertindak serendah hati bumi, itulah keberuntungan sejati.
Bahan renungan:
1. Tidak ada yang melarang orang memburu keuntungan sejauh dalam norma. Namun energi berlebihan untuk selalu untung, membuat kehidupan terus menerus memanas
2. Karena demikian keadaannya, kita memerlukan kesejukan air suci spiritualitas sebagai pengimbang
3. Bunga dan buah spiritualitas adalah bisa memandang setinggi langit, sekaligus bertindak serendah hati bumi.


Sumber : http://gedeprama.blogdetik.com

Selengkapnya...
fashion pria

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP