handphone-tablet

07 Agustus 2018

PEMIMPIN ASLI VS JADI-JADIAN


Begitulah Belanda atau zionis, kalau sehabis berbuat zalim kepada suatu bangsa, lalu bangsa yang dizalimi melawan maka MEREKA akan tuduh BANGSA yang melawan sebagai teroris, pembangkang dan pemberontak.

Kalau kita tidak sanggup menerima resiko dari perbuatan zalim maka janganlah berbuat zalim.
Pemberontakan adalah buah dari tindakan tidak adil.

Siapapun yang berbuat Adil pasti akan dicintai secara sukarela. Itu hukum Besi.
Keadilan mengantarkan kita pada taqwa.

Waktu kecil dulu saya suka berantem, salah satunya karena ada anak tetangga yang suka gangguin kita.
Ada aja caranya mem-bully dan menggoda supaya kita marah.
Sekali kita marah, melawan dan menyerang balik dia lapor ke orang tuanya. Orang tua diseret dalam konflik kita.

Segitu banyak tokoh-tokoh besar, segitu banyak orang terkenal, masak tidak ada yang berani tunjuk dada dan mengambil tanggungjawab.

Malah menggalang mereka yang tidak tahu apa-apa dan tidak terlibat. Mentalitas pengecut memang tidak bisa bersatu dengan perjuangan.

Beraninya keroyokan, tidak berani menghadapi persoalan.
Rata-rata sembunyi dan diam. Bahkan tidak berani membuat pernyataan. Lalu mengerahkan pasukan.
Beraninya kalau dicalonkan, beraninya kalau mau dapat jabatan (sambil bilang ini hasil musyawarah) padahal kasak-kusuk diam-diam.

Giliran berbuat zalim sendiri, diam-diam tanpa surat, tanpa mekanisme kelembagaan.
Di ujung dia bilang ini hasil musyawarah.
Giliran perbuatannya menimbulkan masalah.
Mulai lepas tangan dan menyampaikan arahan, “Ini adalah masalah kelembagaan” atau “Kita harus bersatu”.

Aku kagum kepada pemimpin yang pada saat senang dia di belakang, biarlah orang lain yang berpesta.
Dia duduk waspada di belakang jaga gawang dan membangun dapur perjuangan. Begitu ada masalah dia tampil sendiri ke depan.
Pasang dada buat kita semua. Dia membanggakan.

Ada pemimpin, yang datang-datang ingin pesta, ingin dipuji dan dibanggakan, tidak pernah membangun basis, jaga gawang atau membesarkan dapur bagi kapasitas kelembagaan.
Baginya yang penting dia yang utama, yang dipilih. Tapi ada masalah tidak berani berhadapan. Dia memalukan!

Itulah, hidup dalam pergolakan.
Rasanya kita jadi tahu siapa yang asli dan siapa yang palsu.
Pemimpin sejati dan pemimpin jadi-jadian.
Bersabarlah saudaraku karena sejarah sedang menunjukkan bahwa yang murni akan bertahan.
Yang palsu akan musnah jadi debu. Saksikan!

Twitter @Fahrihamzah 5/8/2018

Sumber : www.fahrihamzah.com

0 komentar:

fashion pria

  © Blogger templates The Professional Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP